Cara Latihan Menjadi Interpreter Dengan Menonton Film
Proses induktif dalam menjalani puluhan ribu pengalihan sampai membentuk pola-pola disebut Karl Weick sebagai proses "penataan" hal-hal yang semula tampak tidak beraturan. Awalnya, mengingat sepuluh atau lima belas kata dalam bahasa asing memang sulit, kemudian mengingat sepuluh atau lima belas kata sebagai pokok leksikal yang berlainan menjadi mudah. Setiap kata memiliki makna khusus dalam bahasa ibu Anda, tetapi kemudian sulit untuk menggunakannya di dalam kalimat, atau bahkan untuk mengartikannya dalam kalimat yang ada. Lambat-laun, sepuluh atau lima belas kata tersebut menjadi mudah digunakan dalam jenis kalimat tertentu, tetapi kemudian mereka muncul dalam jenis kalimat yang lain dan lagi-lagi tidak bisa dimengerti sama sekali.
Istilah linguistik untuk proses tersebut adalah generalisasi yang berlebihan (overgeneralization). Proses ini penting apabila dijumpai permasalahan dalam semua pembelajaran bahasa, bahkan dalam semua upaya untuk merumuskan pola linguistik, termasuk penulisan buku-buku tata bahasa (dan buku teks penerjemahan). Pada dasarnya, manusia mempunyai kebutuhan untuk menertibkan kekacauan, untuk mengatur apa yang tampaknya benar benar berantakan. Proses ini disebut generalisasi yang berlebihan karena bahasa, seperti semua hal lain di dunia, selalu lebih rumit dari pola-pola yang kita terapkan terhadapnya. Pola memang berguna untuk mengurangi kompleksitas bahasa dan fenomena lainnya, tetapi tidak pernah sepenuhnya mengatasi kompleksitas tersebut.
Generalisasi berlebihan yang paling jelas bagi kita berasal dari studi-studi pembelajaran bahasa ibu yang dipelajari sejak kecil (first-language). Anak-anak penutur asli bahasa Inggris memperhatikan bahwa Anda menambahkan bunyi “a” “d” atau”t” pada sebuah kata jika Anda ingin mengatakan bahwa Anda melakukan perbuatan itu kemarin, "I baked a cake," "I jumped off the couch," dan lain lain. Dan si anak pun berkata, "I maked my bed" atau "I doed a bad thing". Kadang-kadang penutur yang masih belia ini akan dikoreksi oleh penutur bahasa Inggris yang lebih tua, "Yang benar 'I made my bed,' Sayang". Kadang kadang tidak ada yang membetulkannya. Terkadang si anak dengan lugu memperhatikan bahwa orang lain mengatakannya dengan cara yang berbeda, dan lambat-laun menyamakan cara bicaranya dengan cara bicara mereka.
Generalisasi berlebihan juga umum dalam pembelajaran bahasa-kedua (second-language), kecuali sekarang dengan adanya komplikasi tambahan: dipengaruhi oleh cara sesuatu itu diucapkan, baik dalam bahasa pertama (A) maupun bahasa kedua (B), sehingga polanya menjadi (paling sedikit) rangkap dua. Orang yang baru mulai belajar bahasa B secara tidak sadar menganggap bahwa caranya menuturkan bahasa A akan menjadi pedoman yang relatif dapat diandalkan dalam menuturkan bahasa B, dan ia terkejut ketika menemukan bahwa segala-galanya berlang sung dengan sangat berbeda. Sekalipun dengan latihan berulang-ulang bersama seorang guru atau dikoreksi oleh penutur asli, pembelajar itu tidak mau juga percaya. Tidak bisa! Mereka tidak boleh melafalkan sesuatu secara berbeda, dengan kata-kata yang aneh seperti itu dan dengan ganjilnya mengacaukan urutan "alamiah" kata! Penutur asli bahasa Inggris ingin mengatakan "The boy liked the chocolates (anak laki-laki itu menyukai cokelat) dalam bahasa Spanyol-frasa yang cukup sederhana, subjek kata kerja-objek, seseorang melakukan sesuatu pada sesuatu dan tak mau menerima saat diberitahu agar mengatakan Al chico le gustaron los chocolates. To the boy him pleased the chocolates! Benar-benar lelucon yang ka sar! Sudah cukup buruk bila ada satu orang yang cukup bodoh untuk mempersulit kalimat sederhana seperti ini; tetapi ratusan dari jutaan orang? Tidak. Jelas hal ini tidak mungkin terjadi.
Tetapi bahkan ketika si pembelajar ini mulai menerima beberapa pola pemindahan secara umum, kesukaran itu belum juga mampu ditanggulanginya. Seorang pembelajar Finlandia yang tengah belajar bahasa Inggris memperhatikan, diajarkan, atau membaca dalam kamus, bahwa kata benda yang diinfleksi dengan-na atau -nä biasanya diter jemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan frasa preposisi yang diawali dengan "as": poikamies diterjemahkan "bachelor (sarjana muda/bujangan)," maka poikamiehenä diterjemahkan "as a bachelor (sebagai seorang sarjana muda/bujangan"; poikamiehenä sanoisin, että ... sehingga poikamiehenä diterjemahkan "as a bachelor I would say that... (sebagai seorang sarjana muda/bujangan saya akan mengatakan bahwa ...)" Terutama jika pembelajar tersebut mempelajari bahasa Inggris di sekolah, buku teks akan memberikan daftar contoh yang sesuai dengan pola ini, dan lambat-laun pembelajar akan percaya bahwa pola tersebut memang berlaku untuk semuanya.
Salah satu cara yang paling efektif bagi juru bahasa (interpreter) adalah dengan cara mendengarkan penerjemah asli (native) mengucapkan bahasa mereka. Hal ini harus dilakukan sesering mungkin untuk meningkatkan kemampuan listening anda agar sesuai dengan penutur bahasa asli. Salah satunya adalah dengan cara menonton film bahasa asing tanpa melihat terjemahannya. Semua anda terjemahkan dulu sebagaimana yang terlintas dalam pikiran, kemudian anda baru melihat versi terjemahnnya. Jika ini dilakukan dalam waktu 1 bulan saja, kemampuan speaking anda pasti akan meningkat tajam, termasuk kemampuan listening dalam bahasa asing.
Mulailah dengan menonton film yang mudah difahami alur ceritanya dalam minggu pertama, dan pahami setiap dialog yang diucapkan oleh pemeran film. Di minggu kedua dan seterusnya gantilah dengan film yang sebelumnya sudah anda lihat tapi dengan dialog yang lebih panjang. Dan begitu seterusnya hinggakemampuan anda benar-benar dirasakan meningkat.
Komentar
Posting Komentar